Senin, 20 Agustus 2012

Bunga Lambang Keabadian Cinta Edelweiss



Nama latin dari Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai bunga Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) , adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara atau  sering disebut sebagai bunga abadi . Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai tumbuhan langka.


Saya teringat dengan teman saya Ninis, teman saya pecinta alam ini dengan bangga memamerkan bunga edelweis yang diberikan oleh pacarnya. Katanya, Edelwis merupakan perlambang cinta yang penuh ketulusan mengingat tekstur yang halus dan lembut dengan warnanya yang putih (walau ini sebenarnya tergantung kepada habitat di mana ia tumbuh yang menyebabkan warnanya agak  kekuning-kuningan, keabu-abuan ataupun kebiru-biruan).


Edelweis juga melambangkan pengorbanan. Karena kata Ninis, bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini bisa-bisa seperti teman saya yang terpaksa harus berendam di Ranu Kumbolo malam-malam ketika ketahuan mengambil bunga ini di Gunung Semeru.



Yang paling dasyat menurut ninis, meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, lanjut Ninis dengan antusias, edelweis adalah bunga keabadian. Bunga yang membuat cinta akan tetap abadi , menurut mitosnya

Saya hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil berlalu tanpa sepatah katapun. Sikap ninis tak berbeda dengan para (oknum) pecinta alam dan pendaki gunung yang merasa bangga jika bisa membawa edelweis pulang sebagai bukti bahwa ia telah menaklukkan sebuah gunung. Keserakahan dan mitos ini telah membuat edelweis sebagai bunga langka bahkan terancam kepunahan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hakim Luqman dalam Kasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation, menyimpulkan bahwa tanaman ini telah punah dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Bunga Edelweiss yang berarti "mulia dan putih" dalam bahasa Jerman dan sangat populer di kalangan pendaki gunung. Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus , sangat disukai oleh serangga , lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tumbuhan ini dinyatakan punah.

Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.


salah satu tempat terbaik untuk melihat edelweis adalah di Tegal Alun (Gunung Papandayan), Alun-Alun Surya Kencana (Gunung Gede), Alun-Alun Mandalawangi (Gunung Pangrango), dan Plawangan Sembalun (Gunung Rinjani).





So, bagi yang sealiran dengan Ninis sebagai pecinta alam , silahkan datang ke sana. Petiklah sepuasnya, bawa pulang semua dan biarkan bunga abadi ini musnah abadi untuk selamanya ! hahaha ..
 Semoga bermanfaat yach sahabat blogger ..bunga lambang keabadian cinta
Follow us : @inaLanina

Minggu, 19 Agustus 2012

Terlalu Lama

Sudah lama ku menanti dirimu
Tak tahu sampai kapankah
Sudah lama kita bersama-sama
Tapi segini sajakah


* entah sampai kapan .. o o o ..
Entah sampai kapan ..

Entah sampai kapan ..

Reff:
Hari ini ku akan menyatakan cinta, nyatakan cinta
Aku tak mau menunggu terlalu lama, terlalu lama

Sadarkah kau, ku adalah wanita
Aku tak mungkin memulai
Sadarkah kau, kau menggantung diriku
Aku tak mau menunggu


Repeat *
Repeat reff

(hari ini ku akan menyatakan cinta, nyatakan cinta)
Aku tak mau menunggu terlalu lama, terlalu lama

Repeat reff
vierra